• 0708-01-2013

    Sebenarnya pengen nulis ini langsung tanggal 08 Jan sehari setelah kembali dengan selamat di Wamena, tapi apa daya diriku dikalahkan oleh kemalasanku hehe alhasil feeling buat moment itu sudah aus hoho..Setelah mikir agak lama barulah

    saya teringat alasan nulis ini, yaitu untuk mengucap syukur. Yah perjalanan Makassar - Jayapura kurasa sebagai penerbangan paling horrible yang pernah kualami (cie cie). Bagaimana tidak, berharapnya bisa tidur pulas malam itu so seharian kubuatlah diriku capek se capek capeknya tapi gatot karena cuaca buruk jadi pesawatnya asli goyang. Jarak Makassar - Jayapura jadi semakin jauh buatku. Saya langsung teringat dengan acara di TV yang meliput soal kematian, salah seorang yang didiagnosa akan meninggal 11 minggu lagi mengatakan bahwa kehidupan adalah karunia dan saat-saat terakhirnya adalah saat yang indah, dia menyesali kenapa tidak sejak dulu dia berbuat kebaikan. Saya berpikir apakah saya sudah melakukan yang terbaik jika seandainya hari itu, hari terakhirku. Betul saya mendapati diriku belum layak disebut melakukan yang terbaik. Alhasil banyak hal yang kucoba pikirkan untuk kuperbaiki, tapi kenyataannya hari ini tetap masih saja saya melakukan hal yang kujanji tidak akan lagi kulakukan saat berjanji di “hari terakhirku”. Saya kecewa dengan diriku, kenapa sulit melakukan yang terbaik, sangat tidak gampang segampang menyanyikan lagu “Sudahkah yang terbaik kuberikan” walau nyanyi dnegan fals juga hehe. Kukira akan mudah melakukan terbaik ketika kita telah mengalami hal terbaik dalam hidup kita, saat kita telah merasakan kasih yang terbaik dalam hidup kita, saat kita telah merasakan pengampunan terbesar dalam hidup kita. Ternyata hal itu tidak cukup, ucapan syukur haruslah diikuti dengan komitmen KETAATAN, hal yang tidak gampang buatku. Padahal berdasarkan karakteristik golda, goldaku lah diantara golda lainnya yang paling patuh pada peraturan, on the rules banget. Yah tetapi KETAATAN padaNya hal yang sekarang menjadi komitmenku memasuki usia 29 tahun ini. Semoga dapat melewatinya dengan baik, bukan hanya mengingatNya saat merasa kematian sedang dekat, tetapi akan terus mengingatNya seperti Ia selalu mengingatku setiap saat.

    Terima kasih untuk semuanya Bapa

0 komentar: