• Refleksi II


    Nah yang ini terinspirasi gara-gara baca buku Indonesia Mengajar, recomended tuh buat jiwa-jiwa yang suka petualangan. Dengan tagline mereka “ Mengajar satu tahun, seumur hidup menginspirasi” membuatku berpikir, gimana dengan saya. Secara hitung-hitung lama pengabdian kami hampir sama, mereka ngajar setahun dan 2 bulanan di training di awal jadi kurang lebih 14 bulan, dengan kata lain saya cuma beda 4 bulan dengan mereka, tepatnya 4 bulan lebih lama tapi koq saya sangsi kalau dapat menginspirasi seumur hidup.

    Kenapa demikian? Karena ngerasa malu mengabdinya Cuma pas di tempat kerja sedangkan mereka habis pulang ngajar buka les atau ekstrakulikuler lagi, saya mah asyik masak, asyik nonton atau kalau lebih keren asyik baca buku. Bedanya lagi kebanyakan dari mereka g ada sinyal hanya spot tertentu saja, begitu juga internet jadi otomatis say bye-bye FB. Beda banget dengan saya yang semenjak di Wamena jadi lancar kali buka FB walau hanya nengok sekilas tapi dalam seminggu yang notabene 7 hari bisa buka 6 kali tuh, g kayak di Makassar jarang dan kubatasi. Soal sinyal pun masih ada walau kadang tiba-tiba SOS dan sulit sinyal tapi tetap masih dalam kategori nyaman binti menyenangkan. Padahal awal baca buku itu, diriku berujar yah ini mah masih kota eh ternyata o ternyata jadi malu sendiri. Padahal dulu pengennya yang kayak begitu.

    Yup betul sekali padahal yang begituan bukan soal tempatnya tetapi gimana kita memaknai setiap tempat yang “dipercayakan”Nya kepada kita. Ya ya saatnya wake up neh bukan hanya itu mesti get up neh. Saya jadi ingat dengan satu orang anak tetangga depan kontrakan, yang semenjak di kasih kue selalu nyapa,”halo tante” ngerasa tua seh tapi rasanya gimana gitu (baca: senang). Saya teringat dia, namanya Kawin (unik yah) dia g sekolah lagi, ironis padahal Bapaknya jadi penjaga SD. Langkah baruku akan kuawali dengannya. Ya saya ingin ngajar dia calistung, semoga segera terealisasi dalam tahun ini.

    Membayangkan rencana itu aja sudah membuatku happy gimana kalau sudah jalan yah, yippy yippy, semoga besok ketemua dia yah. Jadi kebayang klo pas pul nanti terus ditanya : “Apa yang kamu dapat selama di Wamena?” sekarang jawabanku bukan hanya seputaran wah pemandangannya keren, aduh banyak banget bisul dan bekasnya yang buka cabang di setiap anggota tubuhku, tetapi kelak bisa kubilang: “ yang kudapat kebahagiaan mengajar, yang kudapat 1 anak itu”.
    Tapi semoga kulakukan itu bukan untuk lebih memaknai hidupku, bukan karena agar lebih menginspirasiku karena itu sebenarnya alasan egois yang berpusat buat diriku sendiri, agar saya lebih lebih lagi. Padahal sampai kapanpun kita manusia g akan bisa memfullkan hidup kita, sebab hanya DIA yang dapat mengisi hidup kita sehingga fulfill, ya hanya DIA, bukan dengan aktualisasi pribadi.
    Yup saatnya untuk tidur supaya besok bisa memulai hari dengan lebih baru, ngutip istilah para pengajar muda, retraining J

0 komentar: